Saturday, March 21, 2015

Laporan Acara Run for Leprosy 2015

Sabtu, 21 Maret 2015
Stella Adeline
18013 813 04
Jurusan DKV Animasi
Universitas Binus (Bina Nusantara Alam Sutera)

Pada hari Minggu tanggal 15 Maret 2015 yang lalu, TFI bekerja sama dengan Universitas Binus mengadakan acara Run for Leprosy, yaitu acara berlari bersama dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat (awareness) terhadap para penderita kusta. Acara ini terbuka untuk semua kalangan yang ingin memberi sumbangan terhadap para penderita kusta dengan berpartisipasi dalam acara lari yang terbagi dalam golongan 5 kilometer dan 10 kilometer. Acara dimulai sekitar jam 6 pagi dan berakhir sekitar jam 9 pagi.

Sebagai salah satu peserta acara tersebut saya merasa cukup puas, sebab selain bisa menyumbang saya dan teman-teman lainnya bisa meluangkan waktu untuk berolah raga bersama. Seru sekali rasanya berlari bersama mengelilingi Alam Sutera sejauh 5 kilometer. Meski tubuh agak lelah karena tak terbiasa lari dalam jarak jauh, secara keseluruhan saya merasa senang karena acara ini sangat rapi dan teratur. Setiap peserta mendapat jatah minuman penyegar dan mendapat medali saat mencapai garis finish, dan mendapat pisang sebagai makanan pengganjal perut. Dan meski paginya saya sempet merasa ngantuk namun acara senamnya membuat saya dan teman-teman segar dan siap untuk berlari.
Itu sebabnya saya berharap Binus dan TFI kelak akan mengadakan acara seperti ini lagi.

Oh ya, acara lari ini memang dibuat sebagai sumbangan untuk para penderita kusta, namun apa sebenarnya kusta itu? Menurut berbagai sumber yang saya cari, kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saaf tepi, jaringan dan organ tubuh lain (kecuali otak) dan menimbulkan kecacatan. Kecacatan yang nampak pada tubuh penderita kusta seringkali dipandang jijik atau najis bagi sebagian besar masyarakat, bahkan ada yang ketakutan secara berlebihan terhadap penderitanya (leprophobia). Hal ini menyebabkan para penderita kusta merasa terpojok dan dikucilkan. Mereka sering mengalami rasa kecewa, takut, malu, merasa tidak berguna, dan menyebabkan mereka patah semangat karena merasa tidak diterima. Padahal sebenarnya kusta itu tidak mudah menular dan bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.

Komitmen baik dari diri saya terhadap para penderita penyakit kusta adalah meski saya tidak bisa menolong mereka secara langsung,  sebaiknya tidak memberi pandangan negatif terhadap mereka. Harus diingat bahwa mereka juga manusia, hanya saja mengalami nasib yang kurang beruntung. Menurut saya sumbangan untuk pengobatan mereka sudah cukup membantu dan beri mereka dukungan secara sosial dan psikologi.

Saran saya mengenai sosialisasi yang baik terhadap penyakit kusta adalah, sebaiknya disebarkan di media bahwa sebenarnya penyakit kusta itu bisa diobati dengan penanganan yang tepat, dan tidak mudah menular. Dan tentu saja bila sudah sembuh total, tidak akan menularkan orang lain. Pandangan bahwa orang kusta itu najis harus diperbaiki, sebab pandangan inilah yang membuat mereka terkucilkan. Dan tentu saja masyarakat harus distimulasi untuk mulai peduli dengan para penderita kusta, sehingga mau memberikan sumbangan. Dengan begitu fasilitas kesehatan dan rehabilitasi para penyandang kusta bisa lebih memadai.

Sekian laporan saya, terima kasih.

 

Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, jaringan dan organ tubuh lain (kecuali otak) dan menimbulkan kecacatan. Meskipun tergolong ke dalam penyakit menular, kusta merupakan penyakit yang tidak mudah menular, karena diperlukan kontak erat secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dengan penderita. Penyakit kusta sebenarnya dapat disembuhkan tanpa cacat bila penderita ditemukan dan diobati secara dini.

Kenyataannya, penyakit kusta seringkali ditemukan terlambat dan sudah dalam keadaan cacat yang terlihat. Pada dasarnya, terdapat 2 tingkatan kecacatan penyakit kusta saat ditemukan, yaitu tingkat I dan II. Kecacatan tingkat I adalah cacat yang belum terlihat atau belum ada perubahan pada anatominya. Sementara kecacatan tingkat II adalah sudah terjadi perubahan yang nampak pada anatomi penderita kusta. - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/15012300020/hari-kusta-sedunia-2015-hilangkan-stigma-kusta-bisa-sembuh-tuntas.html#sthash.XhhfMwJd.dpuf
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, jaringan dan organ tubuh lain (kecuali otak) dan menimbulkan kecacatan. Meskipun tergolong ke dalam penyakit menular, kusta merupakan penyakit yang tidak mudah menular, karena diperlukan kontak erat secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dengan penderita. Penyakit kusta sebenarnya dapat disembuhkan tanpa cacat bila penderita ditemukan dan diobati secara dini.

Kenyataannya, penyakit kusta seringkali ditemukan terlambat dan sudah dalam keadaan cacat yang terlihat. Pada dasarnya, terdapat 2 tingkatan kecacatan penyakit kusta saat ditemukan, yaitu tingkat I dan II. Kecacatan tingkat I adalah cacat yang belum terlihat atau belum ada perubahan pada anatominya. Sementara kecacatan tingkat II adalah sudah terjadi perubahan yang nampak pada anatomi penderita kusta. - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/15012300020/hari-kusta-sedunia-2015-hilangkan-stigma-kusta-bisa-sembuh-tuntas.html#sthash.XhhfMwJd.dpuf
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, jaringan dan organ tubuh lain (kecuali otak) dan menimbulkan kecacatan. Meskipun tergolong ke dalam penyakit menular, kusta merupakan penyakit yang tidak mudah menular, karena diperlukan kontak erat secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dengan penderita. Penyakit kusta sebenarnya dapat disembuhkan tanpa cacat bila penderita ditemukan dan diobati secara dini.

Kenyataannya, penyakit kusta seringkali ditemukan terlambat dan sudah dalam keadaan cacat yang terlihat. Pada dasarnya, terdapat 2 tingkatan kecacatan penyakit kusta saat ditemukan, yaitu tingkat I dan II. Kecacatan tingkat I adalah cacat yang belum terlihat atau belum ada perubahan pada anatominya. Sementara kecacatan tingkat II adalah sudah terjadi perubahan yang nampak pada anatomi penderita kusta. - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/15012300020/hari-kusta-sedunia-2015-hilangkan-stigma-kusta-bisa-sembuh-tuntas.html#sthash.XhhfMwJd.dpuf

Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, jaringan dan organ tubuh lain (kecuali otak) dan menimbulkan kecacatan. Meskipun tergolong ke dalam penyakit menular, kusta merupakan penyakit yang tidak mudah menular, karena diperlukan kontak erat secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dengan penderita. Penyakit kusta sebenarnya dapat disembuhkan tanpa cacat bila penderita ditemukan dan diobati secara dini.

Kenyataannya, penyakit kusta seringkali ditemukan terlambat dan sudah dalam keadaan cacat yang terlihat. Pada dasarnya, terdapat 2 tingkatan kecacatan penyakit kusta saat ditemukan, yaitu tingkat I dan II. Kecacatan tingkat I adalah cacat yang belum terlihat atau belum ada perubahan pada anatominya. Sementara kecacatan tingkat II adalah sudah terjadi perubahan yang nampak pada anatomi penderita kusta. - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/15012300020/hari-kusta-sedunia-2015-hilangkan-stigma-kusta-bisa-sembuh-tuntas.html#sthash.XhhfMwJd.dpuf

No comments:

Post a Comment